BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Endapan mineral (bahan tambang )merupakan salah satu kekayaan
alam yang berpengaruh dalam perekonomian nasional. Oleh karenai tu upaya untuk
mengetahui kuantitas dan kualitas endapan mineral itu hendaknya selalu
diusahakan dengan tingkat kepastian yang lebih tinggi, seiring dengan tahapan
eksplorasinya. Semakin lanjut tahapan eksplorasi, semakin besar pula tingkat
keyakinan akan kuantitas dan kualitas sumberdaya mineral dan cadangan.
Berdasarkan
tahapan eksplorasi, yang menggambarkan pula tingkat keyakinan akan potensinya,
dilakukan usaha pengelompokan atau klasifikas sumberdaya mineral dan cadangan.
Dasar atau criteria klasifikasi di sejumlah Negara terutama adalah tingkat
keyakinan geologi dan kelayakan ekonomi. Hal ini dipelopori oleh:1. US Bureau of Mines dan US Geological Survey, yang
hingga sekarang masih dianut oleh negara-negara dengan industry tambang yang
penting seperti Australia 2. AmerikaSerikat. 3. Kanada. Negara-negara tersebut
mengikuti klasifikasi cadangan terbukti(proven) dan
terkira (probable) dari Securitas dan Exchange Commision di AmerikaSerikat. 4.
PerserikatanBangsa-Bangsa (PBB) dalam hal ini Dewan Ekonomi dan Sosial (Economic and Social Council)
telah menyusun usulan klasifikasi cadangan dan sumberdaya mineral yang sederhana
dan mudah dimengerti oleh semua pihak 5. Selain criteria tersebut di atas, PBB
juga menggunakan ekonomi pasar (market economy) sebagai salah satu kriterianya.
Di Indonesia, masalah yang ada adalah belum terwujudnya
klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan yang baku sehingga be rbagai pihak
baik instansi pemerintah maupun perusahaan pertambangan menggunakan klasifikasi
secara sendiri-sendiri, klasifikasi yang dianggap paling sesuai dengan
sifat-sifat endapan mineralnya dan kebijakasanaan yang ada di perusahaan
tersebut. Akibatnya adalah pernyataan mengenai kuantitas dan kualitas sumber
daya mineral atau cadangan sering menimbulkan kerancuan.
Indonesia merupakan Negara kepulauan yang kaya akan kekayaan
alamnya, baik yang bias diperbaharui maupun tidak diperbaharui. Indonesia
dipengaruhi control tektonik yang bermacam-macam sehingga disetiap daerahnya
memiliki keanekaragaman mineralisasi yang banyak. Dari Sabang sampai Meurake
memiliki masing-masing mineralisasi yang berbeda-beda setiap daerahnya.
Seiring berjalannya waktu bermunculan disetiap daerahnya
perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang bijih, baik itu mencariemas,
tembaga, perak, galena, dan lain-lain. Dari mineral-mineral bijihtersebut cara
keterdapatannya, pembentukanya, pengontrolnya, dan lain sebagainya berbeda-beda
tergantung dari penciri dari masing-masing mineral tersebut. Disinilah
diperlukannya orang geologi yang sangat berpengaruh didalamkesuksesan suatu
pertambangan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Endapan Mineral
Endapan
mineral (Ore Deposit) adalah
batuan yang mengandung satu atau lebih mineral logam (metallic mineral) yang akan
memiliki nilai ekonomis jika ditambang dinamakan Ore Mineral atau
mineral bijih. Suatu endapan dikatakan bijih sebenarnya dilihat dari nilai
ekonomisnya, bila harga pengolahan dan harga pasaran berfluktuasi, suatu saat
endapan mineral dikatakan sebagai bijih dan di saat lain bukan lagi. Pada saat ekstraksi didapatkan
bahan logam dan juga bahan limbah (gangue) yang
tidak memiliki nilai ekonomis. Proses ekstraksi tersebut menghasilkan timbunan limbah (tailing).
Suatu
endapan mineral akan terbentuk oleh serangkaian proses yang mengubah kondisi
suatu batuan menjadi suatu endapan dengan kandungan mineral bijih yang disebut
proses ubahan (alteration). Proses tersebut akan menghasilkan mineral
logam (metalic mineral)
dan mineral ubahan (alteration mineral), struktur serta tekstur batuan
yang berubah karenanya.
Bahan galian adalah produk dari suatu magma dimana magma
merupakan larutan silica panas yang kaya akan elemen-elemen volatile dimana
magma tersebut berada jauh di bawah permukaan bumi yang kemudian melalui reaksi
panas dari massa padatan.
2.2 Macam-macam proses pembentukan bahan galian:
1. Magmatic Concentration
Terbentuknya bahan galian karena
adanya diff dari magma. Magma sebagai cairan panas dan pijar merupakan sumber
dari jebakan bijih yang terjadi dari bermacam-macam komponen, dimana dari
masing-masing komponen mempunyai daya larut yang berlainan. Pada waktu magma
naik ke permukaan bumi, maka temperature dan tekanannya akan turun. Akibatnya
terjadi kristalisasi, dimana komponen yang sukar larut akan mengkristal lebih
dahulu sebagai terbentuk endapan bijih.
Proses
magmatic concentration dibagi atas:
I.
Makmatik Awal
Early magmatic disebabkan karena terjadi langsung dari
proses magmatic mineral yang terjadi lebih cepat dari membekunya batuan silikat
dan dipisahkan oleh kristalisasi diff.
a.
Penyebaran
Dimana mengkristalnya mineral-mineral terpencar tanpa adanya
konsentrasi.
Contoh:
Cebakan intan di Africa Selatan didapat pada batuan ultrabasa yang disebut
kimberlite. Intan ini dianggap sebagai Phenocryst yaitu kristal-kristal besar
yang mengkrital dalam magma yang dalam sekali yang kemudian terangkat bersama
magma sehingga didapat sebagai kejadian yang sekarang dan
Cebakan
Corundum dalam batuan nepheline syenit di Ontaria, Canada.
b.
Pemisahan
Terjadi
dari hasil gravity diff dan akumulasi dari mineral-mineral. Ciri-ciri jebakan
ini:
§ hubungan dengan magma jelas
§ endapan terdapat dalam lingkungan
intrusi
§ karena adanya gravity dif, maka
dalam teksturnya menunjukkan pseudootrasigrafi.
Contohnya
Cebakan chromite di Transvall, Africa Selatan dalam batuan anorthosite yang
mempunyai lapisan Cr 20-30 inch.
c.
Injeksi
Bijih
mineral terkonsentrasi oleh adanya kristalisasoi diff, kemudian massa ini
menerobos masuk ke dalam celah-celah batuan sekelilingnya. Hubungan struktur
dari jebakan dengan batuan yang diterobosnya jelas sekali menunjukkan adanya
injection.
Ciri-cirinya:
§ adanya fragmen-fragmen batuan di
dalamnya.
§ Terdapat dike atau badan intrusi
yang lain di dalam batuan aslinya.
§ Terjadi metamorphose pada dinding
batuan.
Contohnya Cebakan Titaniferous
magnetite di Cubarland dan Cebakan magnetite di faruna Swedia.
II.
Akhir Makmatik
Jebakan menghasilkan kristal setelah terbentuk batuan
silikat sebagai bentuk sisa magma yang lebih kompleks dan mempunyai corak
dengan variasi yang lebih banyak. Magma dari endpan late magmatic mempunyai
sifat mobilitas tinggi. Jebakan ore mineral late magmatic terjadi setelah
terbentuknya batuan silikat yang menerobos dan bereaksi dan menghasilkan
rangkaian reaksi. Perubahan ini disebut Deuteric alteration yang terjadi
pada akhir kristalisasi dari batuan beku dan cirri-cirinya hampir mirip dengan
efek yang dihasilkan proses pneumatolytic atau larutan hydrothermal.
Jebakan late magmatic terutama berasosiasi dengan batuan
beku yang basic dan disebabkan oleh bermacam-macam proses differensiasi,
kebanyakan jebakan mgmatic termasuk dalam golongan ini.
a.
Residual Pemisahan Cair
Dalam proses diff magma, residual magma umumnya lebih kaya
akan silikat alkali dan uap air. Twetapi pada jenis magma yang basic menjadi
kaya oleh Fe dan Ti. Ini adalah magma yang utama yang menghasilkan anorthosite.
Plagiocelah mengkristal pertama-tama dan Fe oksida dengan atau tanpa piroxenne
mengkristal belakangan. Resudual liquid tadi mungkun menerobos keluar atau bisa
juga trepisah dari rongga-rongga kristal dari dapur magma dan mengkristal
disitu tanpa perpindahan.
Beberapa badan bijih yang terjadi cukup besar dan kaya untuk
membetuk jebakan yang berharga. Jebakan ini umumnya sejajar dengan struktur
primer btuan sekitarnya yang umumnya terdiri dari anhorthsite, norite, gabro
atau batuan lain. Contohnya Cebakan Titanifereous magnetite di Bushveld
complex di Afrika Selatan dan Cebakan platinum di Iron Mountain, Wyo.
b.
Residu Injeksi Liquid
Proses ini hampir sama dengan diatas, dimana kumpulan
residual liquid yang banyak mengandung Fe oleh adanya tekanan dari luar
menyebabkan :
· Liquid
menerobos keluar ke tempat yang tekanannya lebih rendah ke dalam celah atau perlapisan batuan di atasnya.
· Jika
pengumpulan liquid ini tidak terjadi, maka residual liquid yang kaya Fe akan
terfilter keluar membentuk late magmatic injection deposite.
c.
Bercampur Pemisahan Cair
Dalam sisa magma yang basic dari Fe-Ni-Cu Sulphide berupa
saat pendinginan mereka memisah membentuk bagian yang tidak bisa bercampur
mengumpul pada dasar sumber magma membentuk larutan yang terpisah.
Contoh
nya Di Sudbury Ontario, Canada terdapat cebakan bijih Ni dalam bentuk lensa
yang teratur pipih disebut Marginal Deposite. Keseluruhan ini terdapat dalam
batuan norite brexia dimana mineral-mineralnya adalh pyrrhotite, Chalcopyrite,
Petlandite ( bijih Ca dan Ni ), magnetite, pyrote.
Cebakan
Ni, Cu Sulphide di Insizwa Afrika Selatan, mineral Pyrrhotite, Chalcopyrite,
Petlandite dalam batuan gabro yang kontak dengan sedimen. Di samping itu
terdapat pula au dan Ag.
d.
Immiscible Liquid injection
Proses ini hampir sama dengan proses Immiscible Liquid
Segregation di atas. Dimana pada residu liquid yang kaya akan suphide diselingi
gangguan sebelum konsolidasi sehingga menyebabkan liquid menerobos ke dalam
celah-celah batuan. Bentuk jebakan tidak teratur atau dapat mirip bentuk
dike.
Contohnya
Cebakan di Vlacfontein, Afrika Selatan dan jebakan Nickel di Norwegia.
2. Sublimation
Proses ini termasuk suatu proses yang kurang begitu penting
dalam ganesa bahan galian. Dalam proses sublimasi terjadi penguapan yang
langsung dari bentuk badan kemudian diikuti ore deposit/pengendapan dari uap
tersebut pada temperatur atau tekanan yang lebih rendah. Proses ini berhubungan
erat dengan gejala vulkanis adalah endapan minerqal yang terdapat disekitar gunung
api fumarol, dimana kebanyakan tidak cukup besar dikerjakan, yang penting hanya
beberapa endapan Sulphide, misalnya di Itali, Jepang, dan Indonesia. Sedang
beberapa endapan yang tidak ekonomis seperti endapan cloridha Fe, Cu, Zn:
Oksida Fe, Cu, boracic acis dan logam – logam alkali lainnya.
3. Hyrothermal Processes
Dalam poses differensiasi magma akan menghasilkan product
akhir berupa larutan magma dimana didalamnya dapat terkonsentrasi
bermacam-macam meta, disebut juga larutan hydrothermal. Larutan hydrothermal
ini mengangkut mineral-mineral yang terkumpul didalam intrusi membentuk cebakan
mineral-mineral yang ekonomis.
Sesuai dengan temperatur pembentukannya dan jarak terhadap
intrusi magma, menurut Lingren, proses hidrothermal dapat dibedakan atas tiga
macam yaitu :
§ Proses pada temperatur tinggi
(Hypothermal)
§ Proses pada temperatur intermedia
(Misothermal)
§ Proses pada temperatur rendah
(Epithermal)
Syarat
– syarat utama untuk pembentukan hydrothermal deposite.
§ Adanya larutan mineralisasi yang
meralut dan mengankut unsur-unsur mineral.
§ Adanya celah-celah dalam batuan
tempat larutan mengalir ”E”
§ Adanya tempat pengendapan mineral
yang terkadung larutan
§ Reaksi kimia yang ,emyebabkan
pengendapan.
§ Cukupnya konsentrasi dari
unsur-unsur minreal yang diendapkan untuk membentuk cebakan yang
ekonomis.
Celah
rekahan dalam batuan tempat bergeraknya larutan mineralisation dibedakan atas
:
I.
Original cavities in rock
Dalam keterangan yang lebih lanjut
adalah sebagai berikut :
a.Rongga
asli (rock opening)
Pore space = antar butir (porosyte) Permeability batuan
tergantung pada :
§ ukuran dan bentuk rongga
§ jumlah rongga dalam satu
bidang
§ hubungan antar rongga
b.Struktur
kristal adalah rongga antara atom-atom kristal-kristal hanya dapat ditembus dengan
cara difus
c.Visicle
blow hole yakni rongga-rongga yang terjadi karena gas yang keluar sewaktu magma
membeku (lava basalt dan rhyolite)
d.
Volume flow drains yaitu pipa/saluran yang terjadi karena magma mengalir.
e.
Colling cracks celah yang terjadi sewaktu magma mendingin columnar
jointing.
f.
Igneous breccea celah yang terjadi sewaktu magma mendingin columnar
jointing.
g.
Bidang perlapisan tempat terbaik bagi proses hydrothermal.
II.
Induced cavities in Rock
Dalam keterangan yang lebih lanjut adalah sebagai berikut
:
a.
Fissures, with or without faulting, Fissure dalam batuan karena terjadi
dijasnasi.
b.
Shear-zone cavities, patahan kecil dalam batuan
c.
Cavities due to folding and warping, Rongga karena perlipatan
d.
Volcanic pipes, Vulcanic pipe rongga di batuan karena peledakan.
e.
Tectonic breccias, gejala patahan membentuk rongga-rongga antarfragmen.
f.
Collapse breccias, gejala callapse—rongga
g.
Solution caves,
h. Rock
alteration opening, Rongga alterasi batuan yang mengalami alterasi mineral tak
stabil akan keluar meninggalkan rongga.
Proses hydrothermal termasuk salah satu proses uang penting
dalam pembentukan bijih, karena bijih-bijih sulphide Fe,Pb,Zn, dan Cu
dihasilkan oleh proses ini. Dua proses penting dalam proses ini adalah
:
A.
Cavity Filling (Pengisian celah batuan oleh larutan mineral)
Pengendapan dari mineral dalam proses ini akan mengisi celah
dalam lorong pada umumnya terjadi dari dinding batuan menuju ke dalam secara
berturut-turut. Lubang yang terakhir proses tidak terisi disebut “Vugs”. Cara
pengisian celah batuan secara bertahap ini disebut “Crustification”.
Proses cavity filling telah menghasilkan banyak cebakan
mineral yang bentuk dan ukurannya bermacam-macam dan beberapa dari cebakan
telah menghasilkan kumpulan meter dari mineral mineral yang besar. Cebakan
yang terbentuk dari cavity filling dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Fissue Veins
Bentuk kebanyakan dari tabular pipih atau dua dimensi lebih
besar dari dimensi ketiga. Celah tempat mineralisasi terjadi karena gerakan
tectonic patahan. Peleburan juga sering terjadi pada bagian yang lemah oleh
gaya mineralisasi pada waktu masuknya mineralisator. Bentuk celah batuan
yang terjadi tergantung pada batuan induknya, dapat simple atau beraneka
macam.
Fissure (urat) yang terdapat dalam batuan diiisi oleh
mineral. Fissure terjadi karena adanya pengaruh tention compression atau gaya
tersendiri terhadap batuan, kedudukannnya vertikal atau bersudut 45o-90o.
umumnya fissure tidak lurus baik pada strike atau dipnya.
Contoh
: Cebakan Cu di Montana, dikenal sebagai The Range Hill of Earth. Susunan
mineral terdiri dari: calcopyrite, enorgite, bornite, chalcosite, tetradite dan
covelite. Sedangkan batuan terdiri dari quartz dan quartz monzolite yang dimana
terjadi suatu sistem patahan sebagai mineral-mineral.
2. Shear-zone deposite
(sesaran)
Bentuknya tipis pada daerah sesaran. Ruangan yang terjadi
pada sasaran ini tidak cukup untuk pengumpulan non ferrous metal sebagai
cebakan ini pengumpulan telah banyak membentuk endapan yang ekonomis dalam
endapan primernya. Contoh : cebakan Au dengan Phyrite di Atago New
Zealand. Umumnya berbentuk tabung atau tabular tetapi membentuk rongga
yang tipis dan jarang dalam jumlah yang besar karena kesempatan untuk mengendap
kecil-kecil.
3. Stockworks
Stockworks adalah jalinan (rangkaian) oro bearing veinless
dalam massa batuan. Tiap veinlet lebar beberapa inchi dan panjangnya beberapa
feet. Daerah diantara veinlet sendiri diliputi juga oleh bijih mineral
“F”. Contoh : cebakan Sn di Altenberg yang diliputi rangkaian celah
jaringan mineral dengan diameter 3000” yang memotong batuan granite porpyri.
Mineral-moneral peserta pyrite,chalcopyrite. Terrahedrite, magnetite,
specularite.
Stockworks
veinlet terbentuk dari :
§ Rekahn pada waktu pendinginan bagian
atas atau nagian tepi dari batuan intrusi.
§ Rekahan yang tidak teratur
Contoh:
-
Endapan
Sn alluvial di Malaysia dan Indonesia berasal dari desintegrasi stockworks
deposite
-
Cebakan
Au dan Ag di Quartz Hill, Gilpin Colorado
4. Saddle Reef
Lekukan antiklinal pada batuan sedimen yang berlapis dimana
terjadi rongga pada lapisan yang kemudian diisi oleh larutan Hydrotermal lalu
membentuk cebakan bahan galian bentuk seperti pelana (saddle). Contoh :
cebakan Au di Bendigo. Batuan terdiri dari sandstone yang mengandung rekahan
yang diisi quartz yang mengandung Au dengan mineral pyrite dan arsenopyrite
(mesothermal lindgren).
5. Ladder Vein
Menurut Grout, rongga-rongga terjadi karena adanya pengaruh
tangensial disamping adanya kontraksi pada waktu pendinginan batuan.
Celah-celah ini kemudian diiisi oleh mineral yang dapat membentuk cebakan yang
ekonomis. Ladder vein deposite terjadi pada joint/celah yang memotong dike bila
dike vertikal maka celah horizontal.
Contoh:
-
The
Morning Star Gold Bearing Dike di Victoria Australia
-
Endapan
Au di Alaska yang terdapat bersama pyrolusite, tourmalin (apecific catathermal
disamping pengaruh albitasan)
6. Pitches and Flat (Fold Cracks)
Terjadi karena gaya penurunan sebuah sinklinal, sebagai
lapisan sedimen dapat menjadi retak-retak. Dalam retakan dilalui larutan
mineralisator sehingga terbentuk cebakan bahan galian. Cebakan ini umumnya
pada daerah kapur dan dapat menghasilkan bahan yang ekonomis. Contoh:
Pitches and flats Pb-Zn deposite di Missisipi Valley (galena)
7. Breccia Filling Deposits
Bentuk dan susunan cebakan ii tidak teratur rongga dan yang
terjadi di sini dengan breccia berasal dari :
a).Volcanic
breccia deposit.
terjadi karena aktivitas eksplosif gunung api dimana
menghasilkan kepundan yang vertikal atau synklin yang kemudian diisi oleh
breccia. Bahan galian terbentuk diantara fragmen batuan. Contoh:
-
Tambang
Au di Bull Domingo dekat Lake City Colorado.
-
Tambang
Cu di Braden Chili dengan kadar 2,3% Cu. Intrusi batuan andesite
monzonite/porpyry dalam andesit lava berumur tersier.
Mineralnya:
Chalcopyrite, bornite, pegmatite, siderite, quartz, specularity,
tourmaline.
b).
Collapse Breccia Deposite.
Cebakan ini terjadi karene adanya guguran dari batuan yang
masuk ke dalam larutan yang ada di bawahnya, sehingga terjadi batuan breccia
yang mengandung rongga-rongga lapisan terjadinya mineralisasi dalam rongga
tersebut. Contoh:
-
Cebakan
Cactus pipe di Utah AS. Mengandung Ag, Pb dan Zn
-
Cebakan
Zn di Appalachian AS dalam daerah kapur uang telah berubah menjadi dolomit,
terdapat sebagai shpalerite dengan calsite yang mengisi batuan tersebut.
c).
Tectonic breccia deposite.
Breccia terbentuk oleh adanya patahan sesar dan intrusi atau
gaya-gaya tectonic lain sehingga didapatkan bermacam-macam bentuk
breccia.
Contohnya, cebakan
Pb dan Zn di Arkansas dalam bentuk mineral sphalerite yang terjadi bersama-sama
scondary chert/dolomite yang diselingi dengan quartz. Endapan ini terdapat
dalam batu kapur orthovisium.
8. Solution Cavity Filling
Umumnya terjadi pada daerah kapur. Karena kerja dari air
permukaan kapur yang mengandung CO2 sehingga melarutkan lapisan kapur yang
terletak sebelah ata dari permukaan air tanah. Dalam rongga dapat terbentuk
mineralisasi sehingga pengisian di samping dan seterusnya terjadi pelebaran
pada rongga-rongga tersebut. Cebakan yang terjadi disebut ”Cave deposite”.
Contoh:nya, Gua-gua
yang terjadi di Wisconsin dan Illionis, terdapat Zn, Pb ore dan Oksida Cu, Pb,
Zn, Vanadium dan logam-logam lainnya.
9. Poreshace Filling
Rongga tempat terjadinya bijih adalah pori-pori batuan,
umumnya endapan minyak, gas alam dan air. Tetapi mungkin juga terdapat
besi-besi. Contoh:
cebakan
Cu dalam pori-pori sand stone yang dikenal sebagai Red Bed Ores di Texas,
Mexico, Arizona, Colorado dan Utah.
10. Vesicular Filling
Terjadi karena gas yang keluar ketika pendinginan yang
basalt yang kemudian vesikular ini dapat diisi larutan hydrothermal yang
membentuk bahan galian.
Contohnya, cebakan
Cu di Lake Superior yang telah ditambang sejak abad 17. Cu terbesar dalam
batuan amydoloid.
B.
Replacement
Proses yang penting bagi endapan epigenetic atau disebut
juga metasomatic replecement mencakup pembentukan mineral pada pada suhu
pypothermal, mesothermal dan terutama epithermal. Dalam proses ini terjadi
pseudomorphose dengan adanya penggantian mineral, karena bertemunya
mineralisator dengan mineral-mineral yang tidak stabil. Tempat mineral yang
satu diganti dengan mineral yang lain karena pengaruh difusi dengan adanya
gerakan ion-ion dalam larutan yang konsentras`inya berlainan. Pertimbangan
replacement tergantung pada sifat-sifat fisik dan kimia dari batuan induk
Proses
replacement dibagi 3, yaitu:
1. Dimulai dari celah batuan. Dinding
celah yang mula-mula direplace kemudian berlangsung terus-menerus ke dalam
sampai pada batuan samping yang merupakan batas proses replacement. Proses ini
menghasilkan ”massive ore body”. Contoh: Cebakan bijih Sulphida di Kennecott,
Alaska.
2. Melalui suatu rekahan yang merupakan
center, kemudian menyebar, sehingga dapat menyebabkan high grade ore body yang
massive atau tak teratur.
3. Secara multiplace center, karena
batuan sampingnya mudah diserap oleh larutan mineralisasi sehingga menimbulkan
cebakan yang terpencar (dissominated ore). Proses replacement dapat juga
terjadi karena adanya mineralisator yang berupa gas, uap, air panas dan pada
suhu rendah dengan mineralisasi komponen sederhana.
Bentuk endapan replacement disebut replacement vein.
Dibandingkan dengan fissure vein, pengaruhnya lebih luas dan perubahannya tidak
teratur. Contoh: Cebakan galena vein di Idaho. Lebar daerah mineralisasi
40”, dip 48o dapat diikuti sedalam 4500”. Kristalisasi terjadi karena intrusi
dua batuan monzonite. Umur paefaceus ke dalam formasi fine grade silicated
quartzcite.
Cebakan
yang terbentuk dari replacement dapat dibagi atas:
-
Massive
deposite
-
Replacement
Lode deposite
-
Disseminated
deposite
4. Sedimentasi
Endapan sediment adalah endapan yang terbentuk dari proses
pengendapan dari berbagai macam mineral yang telah mengalami pelapukan dari
batuan asalnya, yang kemudian terakumulasi dan tersedimentasikan pada suatu
tempat.
Endapan
sedimentasi dapat dibagi menjadi:
a. Proses pembentukan endapan residu
Pada prinsipnya pembentukan endapan residu akan
terbentukjika ada sumber, dimana sumber batuan berasal dari batuan yang
sifatnya pembawa mineral / unsure seperti Ni, Fe, Cr, Ti, Pt, Co, C, Al ,Cs,
unsure tanah jarang dan yang lainya .Bisa juga terbentuk dari mineralisasi
primer seperti endapan magmatik awal atau ensdapan magmatik akhir (cromit,
nikel, magnetit, titan dan lainya). Sumber untuk pembentukan endapan residu
umumnya berasal dari batuan pembawa seperti granit, granodiorit batuan beku
ultra basa serta endapan mineralisasi.
Perbedaan yang paling mendasar dari pembentukan endapan
residu dengan endapan magmatik awal, magmatik akhir dan hidrotermal adalah
tekanan dan temperature pembentukan, dimana pembentukan endapan ini tidak
dipengaruhi oleh tekanan dan temperature yang berasal dari magma.
Pembentukan endapan residu dipengaruhi oleh gaya-gaya
geologi yang bersumber dari luar bumi (eksogen), khususnya pelapukan kimia dan
fisika pelapukan akan berlangsung pada seluruh batuan dan endapan mineralisasi
yang telah tersingkap dipermukaan bumi, dimana intensitas pelapukannya sangat
ditentukan oleh komposisi kimia dari endapan mineralisasi, serta iklim yang
yang berlangsung didaerah tersebut, khususnya curah hujan.
Selain
iklim dan komposisi kimia batuan, yang berpengaruh terhadap pelapukan kimia,
factor lainnya adalah komposisi fisik batuan, struktur geologi, porositas dan
tektonik.
Hubungan iklim dengan komposisi kimia batuan, dimana untuk
iklim tropis dengan curah hujan tinggi, maka pelapukan kimia dan fisik akan
maksimal. Pada batuan atau mineralisasi yang bersifat basa – ultrabasa, bila
kontak dengan udara atau air hujan akan terjadi pada pelapukan kimia dan fisiknya
yang maksimal. Sedangkan batuan yang bersifat asam sampai dengan intermedier
bila terjadi kontak dengan udara dan air hujan pelapukan yang terjadi tidak
semaksimal seperti batuan yang bersifat basa-ultrabasa. Kondisi ini sesuai
dengan reaksi bown’s yang mana batuan yang bersifat basa-ultrabasa terbetuk
duluan dan akan melapuk lebih dulu dibandingkan dengan batuan yang mengandung
mineral asam–intermedier.air hujan relative melarutkan mineral karena air hujan
mengandung CO2 dan sedikit asam dari atmosfir.
Hubungan sifat fisik batuan, struktur dan tekstur dengan
pembentukan endapan residu, bila struktur geologinya rapat (patahan dan
rekahan) dan porositas tinggi, maka pelapukan kimia dan fisika akan maksimal,
dibandingkan struktur yang jarang dan porositas yang kecil. Hal ini disebabkan
air hujan akan terakumulasi baik pada struktur geologi rapat dan porositas yang
tinggi.
Hubungan kondisi tektonik dengan pembentukan endapan residu
adalah pada daerah dengan kondisi pengangkatan berangsur, setelah pengangkatan
awal yang terletak pada lereng topografi yang tidak kritis, maka hasil
pelapukan akan tebal, sebab fluktuasi permukaan air tanah akan berangsur dan
membentuk penampang pelapukan akan menebal sampai ratusan meter.
Pelapukan
pada pembentukan endapan residu ini sebagai:
§ Menghancurkan (Pelapukan Fisik,
kimia, dan biologi), memeindahkan dan mengumpulkan.
§ Mengubah material kurang berharga
menjadi material berharga.
§ Melepaskan mineral aksesoris yang
resisten melalui proses desintegrasi mineral batuan disekitarnya.
Kondisi pelapukan batuan terhadap endapan bijih dan non
logam dipengaruhi oleh pH dan eH dari media penyebab dan lingkungannya. Dimana
untuk batuan yang tersusun oleh mineral-mineral mafic, Plagioklas basa dan
batuan karbonat akan intensif dipengaruhi oleh air hujan yang bersifat asam.
Kondisi ini disebabkan oleh pembentukan batuan tersebut, terutam batuan beku
ultra basa. Terjadi peda lingkungan basa dan temperature tinggi (1500 C)
sedangkan air hujan bersifat asam, sehingga kondisi ini bertolak belakang yang
menyebabkan batuan mudah mengalami pelapukan.
Kehadiran mineral-mineral/unsur-unsur tertentu pada hasil
pelapukan berhubungan erat dengan mobilitas mineral-mineral tersebut terhadap
proses pelapukan normal. Presentase kehadiran unsure-unsure logam, non
logam dan unsure lain dipengaruhi oleh mobilitas dan ketahanan mineral terhadap
proses reduksi, oksidasi, karbonisasi, berat jenis serta posisinya terhadap
zona pelapukan. Dibawa zona oksidasi maka unsure yang memiliki mobilitas lebih
tinggi dan tidak terpengaruh oleh proses oksidasi serta memiliki berat jenis
lebih besar akan lebih benyak dijumpai.
Setelah endapan bijih terbentuk, dan kemudian tersingkap di
permukaan, maka akan mengalami pelapukan yaitu pelapukan fisik dan kimia. Jika
pelapukan kimia dominant dan proses erosi relative tidak mempengaruhi, maka
akan terbentuk endapan residu dibagian atas endapan bijih. Akibat pengaruh
pelapukan terhadap endapan bijih, maka akan terbentuk zona pelapukan.
Konsentrasi endapan residu, Jika kondisinya ideal maka akan terbentuk penampang
lengkap, bila tidak ada bagian yang tererosi.
Bagian atas dari zona pelapukan endapan bijih/mineralisasi,
disebut gossan, yang merupakan bongkah-bongkah mineralisasi. Daerah ini terjadi
jika telah mengalami pengangkatan, dilanjutkan proses pelapukan dan erosi.
Setelah pembentukan gossen, maka pada bagian bawahnya akan terbentuk zona
pelindian atau pencucian, kemudian akumulasi dari bijih –bijih primer yang
mengalami proses oksidasi yang kemudian akan membentuk mineral-mineral oksida
skunder seperti limonit, hematite atau pun mineral-mineral sulfide lainnya.
Zona oksidasi merupakan zona pengayaan mineral-mineral oksida sekunder.
Setelah pembentukan zona pelindihan dan zona oksidasi, maka
selanjutnya adalah proses pelarutan garam-garam dan asam sulfat yang
berlangsung dibawah muka air, dimana zona ini merupakan zona sulfidasi atau
zona pengkayaan supergene, mineral-mineral yang terbentuk pada zona ini adalah
sulfide skunder, mialnya kalkosit(Cu2S). Reaksi-reaksi kimia terhadap
mineral-mineral primer yang terkonsentrasi pada endapan bijih akan terjadi pada
zona oksidasi dan sulfidasi. Akibat adanya proses pelindihan menyebabakan
migrasi logam-logam tertentu damapak dari pelarutan mineral-mineral primer
sulfide, akan meninggalkan jarak berupa rongga-rongga yang merupakan tempat
keberadaan awal mineral – mineral primer.
Endapan
konsentrasi residu, umumnya terjadi terhadap endapan mineral primer, porfir,
vein, dessiminated, dan replacement. Beberapa contoh endapan residu antara
lain: endapan residu nikel residu besi, residu managan, residu alumunium dan
lain-lain.
b. Pembentukan Endapan Alluvial
Setelah batuan pembawa unsure mineral terbentuk dan
tersingkap, karena pengaruh iklim menyebabakan batuana pembawa tadi mengalami
desintegrasi dan dekomposisi, kondisi ini terus berlangsung sejak awal
tersingkap hingga hingga keberadaannya saat ini, sehingga akan terbentuk endapan
hasil pelapukan. Bila pelapukannya tidak tertransportasi maka akan terbentuk
endapan residu, dan tertransportasi membentuk endapan alluvial atau endapan
konsentrasi .pada proses pembentukan endapan konsentrasi diawali proses erosi
terhadap material sumber yang mkengalami pelapukan dan masih kompak.
Endapan alluvial adalah endapan hasil pelapukan yang
mengalami erosi, tertransportasi dan sedimentasi, yang
terakumulasi. Sumber endapan alluvial berasl dari hasil pelapukan daerah
sepanjang sungai yang kemudian tererosi dan tertransportasi. Endapan sungai ini
akan terakumulasi sejalan dengan berkurangnya gradient kemiringan sungai.
Akumulasi endapan sungai ini dapat dijumpai dari hulu, hilir, muara sungai dan
sepanjang garis pantai.
c. Erosi Tertransportasi dan Sedimentasi
Setelah material sumber endapan mengalami erosi, maka
material ini akan tertransportasi oleh media air sepanjang sungai .Bentuk dasar
sungai yang tidak rata, sebagai akibat terdapatnya endapan
batuan/mineral-mineral yang resisten, akan menyebabkan perubahan kecepatan
aliran sungai, perubahan ini akan menyebabka minerl-mineral berat yang awalnya
tertransportasi akan mengendap dan terakumulasi pada bagian dasar
sungai.mineral-mineral berat yang resisten terhadap perubahan fisik dan kimia
ini antara lain: emas, casitrit, kromit, intan platina dll. Perubahan kecepatan
aliran sungai ini akan meyebabakan pula pengandapan sediment lain akan
bergradasi ke arah atas sesuai dengan berat jenis atau ukuran sediment
tersebut. Sedimen yang memiliki berat jenis besar/ukuran besar akan terendapkan
terlebih dahulu yang kemudian diikuti oleh sediment yang berat jenis dan ukuran
yang lebih ringan. Kenampakan ini akan memperlihatkan suatu struktur yang
disebut ‘gradede bedding”.
Pada kondisi tertentu dimana aliran sungai sangat pekat
dengan energi yang kuat (arus cepat), maka terjadi endapan yang sangat tidak
teratur dan yang akan mengalami pengendapan pertama adalah material yang
tertransport terlebih dahulu.
Pada pengendapan emas skunder, umumnya akan berasosiasi baik
dengan endapan alluvial yang berukuran bongkah-bongkah krikil, dan akan
dijumpai hingga ’nugget’ dan peletit yang berukuran besar. Material yang
tertransportasi dan tersedimentasi, terutama mineral-mineral bijih yang keras
dan resisten memiliki nilai ekonomis yang tinggi, akan semakin berukuran kecil
dan berbentuk membulat sejalan dengan jauhnya jarak transportasi.
Mineral-mineral yang tersedimentasi di sepanjang pantai akan memiliki ukuran
pasir (1/16 -2 mm) dan bahkan berukuran lanau–lempung. Sedangkan yang berukuran
lanau–lempung adalah kasitrit dan bauxite. Endapan–endapan ini sangat dikontrol
oleh arus sungai yang masuk ke laut dan pengaruh ombak serta pasang surut
sebagai agen sedimentasi.
Mineral-mineral lain yang terendapkan pada alur sungai seperti
emas, intan, kasitrit, platina, kromit, besi, dan lainnya, akan terkonsentrasi
pada sungai meandering baik pada bagian luar dan dalam. Endapan ini akan
berkembang mengikuti perkembangan alur sungai purba hingga saat ini.
Contoh
endapan aluuvial yang memiliki nilai ekonomis tinggi di Indonesia antara
lain:
§ Intan didaerah Martapura,
Kalimantan.
§ Emas didaerah kalimanatan, Sumatra
jawa barat, Sulawesi, NTB dan NTT.
§ Pasir besi di Jawa Tengah
§ Kasitrit dipulau Bangka, Bintan, dan
Singkep.
5. Contact Metasomatisma dan
Metamorfisma
Dalam proses magmatic dimana adanya intrusi dari magma
terhadap batuan sampingnya, maka oleh pengaruh kontak dari gas pada temperatur
tinggi yang keluar dari magma, akan terjadi dua gejala yang penting.
Effect
gas panas ini menurut Barrel ada dua macam:
1.Contact
Metamorphism. Yaitu effect gas panas dan tekana tanpa diikuti penambahan
material baru dari dapur magma.
2 Contact Metasomism, yaitu effect
gas panas diikuti penambahan material dari dapur magma.
Penambahan
pada contact metamorphism menimbulkan cebakan mineral yang penting, kecuali
beberapa non metalicl deposite sepertri sillimanite, sedangkan dalam contact
metasomisim dapat menghasilkan cebakan mineral yang berharga dan sifatnya lain
sama sekali.
1.
Contact Metamorphisim dapat menyebabkan:
§ Internal effect (endogene), yaitu
effect yang terjadi pada batas tepi dari masa intrusi itu sendiri, hal ini
terutama mengubah texture dari mineral – mineral pada daerah tepi tersebut.
Kemungkinan dapat terjadi pegmatit mineral seperti tourmaline, beryl atau
garnet.
§ External effect (exogene), yaitu
effect terhadap batuan yang diterobos oleh massa beku tersebut.
2.
Contact metasomism.
Disebut juga pneumatolitic proses. Dengan material tambahan
yang dibawa serta oleh magma dimana oleh reaksi metasomism dengan batuan
senntuhan disekelilingnya membentuk mineral-mineral baru pada keadaan
temperatur yang tinggi.
Syarat
kondisi untuk terjadi metasomisma kontak :
§ Type tertentu dari magma (komposisi
intermed) grano deorite, biotite, quartz monzonite, manchoniten.
§ magma mengandung Rock Jarming
mineral.
§ kedalam cukup memadai, tidak terlalu
dalam, cukup 4000-6500 jaraknya dari permukaan bumi pada temperatur 800 derajat
celcius.
§ bersentuhan dengan batuan yang
relatifd seperti CaCo3.
Gejala
metasotisme kontak sering terlihat pada structure batuan seperti lapisan yang
miring, retak, celah – celah dan patahan.
Mineral – mineral yang dihasilkan oleh proses metasotisme
kontak antara lain adalah : Magnite, hematite, chalcopyrite, bornite, pyrite,
pyrolusite, spalerite, molybdenite, galena, caserite, wolframite, sckiste,
graphite, massareno pyrite, mineral – mineral manganis.
Metasotisme kontak terjadi dalam periode magmatis dimana
cairan magma mengalami perubahan pengerutan/ penambahan atau pengantian bahan
yang diperlukan oleh gas-gas cairan-cairan panas terbentuk mineral dengan
komposisi tertentu. Bila proses ini dominat adalah gas-gas maka proses
”Pneumatolitis”. Bila oleh cairan panas ”Hydrothermal’. Dilihat kontak suatu
bhaan intruisi ---- gejala pengaruh magmatis
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Bahan galian adalah produk dari
suatu magma dimana magma merupakan larutan silica panas yang kaya akan
elemen-elemen volatile dimana magma tersebut berada jauh di bawah permukaan
bumi yang kemudian melalui reaksi panas dari massa padatan.
Pembentukan mineral logam sangat berhubungan dengan aktivitas
magmatisme dan vulkanisme, pada saat proses magmatisme akhir (late magmatism),
pada suhu sekitar 200oC. Westerveld (1952) menerbitkan peta jalur kegiatan
magmatik. Dari peta tersebut dapat diperkirakan kemungkinan keterdapatan
mineral logam dasar yang pembentukannya berkaitan dengan kegiatan magmatik.
Carlile dan Mitchell (1994), berdasarkan data-data mutakhir Simanjuntak (1986),
Sikumbang (1990), Cameron (1980), Adimangga dan Trail (1980), memaparkan
busur-busur magmatik seluruh Indonesia sebagai dasar eksplorasi mineral.
Teridentifikasikan 15 busur magmatik, 7 diantaranya membawa jebakan emas dan
tembaga, dan 8 lainnya belum diketahui. Busur yang menghasilkan jebakan mineral
logam tersebut adalah busur magmatik Aceh, Sumatera-Meratus, Sunda-Banda,
Kalimantan Tengah, Sulawesi-Mindanau Timur, Halmahera Tengah, Irian Jaya. Busur
yang belum diketahui potensi sumberdaya mineralnya adalah Paparan Sunda, Borneo
Barat-laut, Talaud, Sumba-Timor, Moon-Utawa dan dataran Utara Irian Jaya.
Jebakan tersebut merupakan hasil mineralisasi utama yang umumnya berupa
porphyry copper-gold mineralization, skarn mineralization, high sulphidation
epithermal mineralization, gold-silver-barite-base metal mineralization, low
sulphidation epithermal mineralization dan sediment hosted mineralization.
Bagian atas dari zona pelapukan endapan bijih/mineralisasi,
disebut gossan, yang merupakan bongkah-bongkah mineralisasi. Daerah ini terjadi
jika telah mengalami pengangkatan, dilanjutkan proses pelapukan dan erosi.
Setelah pembentukan gossen, maka pada bagian bawahnya akan terbentuk zona
pelindian atau pencucian, kemudian akumulasi dari bijih –bijih primer yang
mengalami proses oksidasi yang kemudian akan membentuk mineral-mineral oksida
skunder seperti limonit, hematite atau pun mineral-mineral sulfide lainnya.
Zona oksidasi merupakan zona pengayaan mineral-mineral oksida sekunder.
DAFTAR PUSTAKA
2.http://tambangunp.blogspot.co.id/2013/10/proses-terbentuknya-endapan-bahan-galian.html
3. https://mwamir.wordpress.com/geologi/laporan-praktikum/endapan-mineral/
Casinos with Casino Roll
BalasHapusHow to 룰렛 배당 Deposit? The 강남바카라 bonus includes up to 슬롯가입머니 $25.50. Players 스포츠 토토 are able 스포츠사이트 to take their first deposit as either a regular or a free spin. They can use bonus funds, free spins or
Harrah's Hotel and Casino - Mapyro
BalasHapusHarrah's Casino · 3131 South 평택 출장샵 Las 태백 출장안마 Vegas Boulevard South Las 정읍 출장샵 Vegas, NV 보령 출장마사지 89109. Directions · (702) 770-3360. Call Now · 태백 출장안마 More Info. Hours, Accepts Credit Cards, Attire, Wi-Fi. Rating: 4 · 32 reviews